Minggu, 27 September 2015

POWER SLAVE Band asal Semarang

  


POWERSLAVES adalah sebuah band yang membawakan musik Rock and roll danBlues.Band ini berdiri sekitar April 1991 di kota Semarang-Jawa Tengah-Indonesia.Awalmulanya band ini, pertemuan Anwar Fatahillah (Bass) dengan Heydi Ibrahim (Vokal) yangmemiliki kecocokan dalam konsep musik. Setelah merekrut personel pendukung lainya yaituBambang Kolem (Guitar), Randy (Guitar), Widi (Drum), dan Wiwiex Soedarno (Kibor), yangakhirnya Powerslaves pun berdiri dengan kekuatan yang solid.Nama "Powerslaves" diambil dari ensiklopedia yang artinya "Sekelompok tentara Nabi Musayang memiliki kekuatan dari dalam". Tetapi, bagi mereka ada penjabaran tersendiri, yaitu"kekuatan untuk menghasilkan musik keras tetapi tetap harmonis". Dengan penjabaran itubanyak kalangan yang mengatakan saat itu, Powerslaves adalah terjemahan musik dari band top dunia antara lain Guns N' Roses, Aerosmith, Rolling Stones dan Led Zeppelin.Awal karier mereka di mulai dengan mengikuti berbagai festival musik antara lain adalahYamaha Music Quest pada tahun 1992 dengan membawakan lagu berlirik bahasa Inggrisyaitu "Find Our Love Again" mereka menjadi salah satu yang terbaik dan membuka jalurmenuju dapur rekaman.Powerslaves mulai terkenal di industri musik rock Indonesia setelah merilis album pertamayang berjudul "Metal Kecil" pada tahun 1994 dan menghasilkan hit single "Impian". Hinggatahun 2004, Powerslaves telah menghasilkan 4 album. Mulai dari periode tahun 2004 - 2008Powerslaves tidak lagi terdengar merilis album baru di industri musik Indonesia, setelahkeluarnya Andrian Franzzy (Guitar) yang bergabung dengan BOOMERANG dan sekarangbergabung dengan MAHADEWA (band project-nya Ahmad Dhani).Di bawah manajemen baru mereka, "Kereta Rock n Roll" pada akhir tahun 2010 Powerslavesmencoba bangkit dengan merilis mini album dengan single hit "Jangan Kau Mati" disusuldengan single hit "Indonesia" yang dirilis pada bulan Juli 2011. Personil tetap Powerslaves2010 adalah : Heydi Ibrahim (Vokal), Anwar Fatahillah (Bass), Acho Jibrani (Guitar) danWiwiex Soedarno (kibor) ditambah beberapa personel sebagai additional playerPersonil power slaves:1. Heydi Ibrahim - VocalPernah menjadi the best vocal student 2x sewaktu sekolah di Belanda, vocalis rock pria terbaik Anugrah Musik Indonesi (AMI) edisi 1 th 1997.Selain seorang rocker, juga jago mendalang, dan juga seorang pelukis dan kartunis. Sktr thn 2003-2008 semenjak istirahat dari nyanyi dan keluar dari PS Heydi menyalurkan bakat seni lukis dan kartun di penerbit besar Grm*** sebagai ilustrator komik dan juga isi kartun di majalah/tabloid slank2. Anwar Fatahillah - Bass (Pendiri PS)Salah satu basis rock tebaik, yg pernah bbrp kali menjadi the best bassis ajang festvl music Jateng/DIY3.Andry Franzzy - Gitar (Sekarang di Boomerang)Salah satu gitaris rock terbaik Indonesia dan berkualitas Int'l, tdk semua gitaris memiliki label Endorse. Prnh menjd endorse merk gitar legendaris Fender, skrg endorse gitar Ernie Ball. Ini semua merk kelas dunia. Skrg punya sekolah gitar.4. Wiwik Soedarno - keyboard (skrg balik ke PS lg)Juga sbg ilustrator/arranger music bbrp film dan sinetron/FTV,pernah mjd nominator ilustrator musik terbaik FFI thn 2008 (kalo gak salah)5. Vidi Widi - Drumer (drumer album 1&2)Skrg jadi guru drum dam manajemen artis, salah satunya artis Afgan6. Agung Yudha - Drumer (skrg di Dewa 19)Salah satu drumer terbaik juga, pernah di rekrut Erwin Gutawa dan Andra BB7. Acho Jibrani - Gitar (Gitaris PS skrg)Jg sbg arranger music, sering bikin jingle iklan yg sering tayang di TVMasih ada Edot (skrg arranger music dan bantu proyek Dewa/Ahmad Dhani) ,DD Crow dan Njet (voc. Flowers) berikut album-album power slaves: Gak bakal mati (2004)Tracklist :Side A01 Aku02 Tak Semudah Bicara03 Bukan Cinta04 Rusak05 Mama
Side B06 Ga' Bakal Mati07 Sahabat08 Batere09 Bidadari10 Tanah Kita11 Hilang 1 Tumbuh 1000
Album Ga' Bakal Mati !!! merupakan album ke - 5 dari band rock n roll POWERSLAVES, dimana pada album ini konsep bermusiknya berbeda dari album2 sebelumnya karena ada pergantian beberapa member dari band ini.. yang paling menonjol adalah masuknya N'jet ( The Flower). Album ini rilis pada tahun 2004 dan dirilis oleh BMG Indonesia dengan lagu andalan 'Batere'. Coba dengarkan lagi mungkin anda pernah dengar juga lagu ini. Member terdiri dari : Anwar Fatahillah, N'jet, DD Crow, dan Agungpower slaves self tittled (2002)Powerslaves, sebuah band rock n roll dari kota Semarang Jawa Tengah yang saat ini masih eksis di blantika musik Indonesia. Setelah kemaren2 sempat vacum, pada tahun ini geliat raungannya akan mengisi kembali indra dengar anda memuaskan nafsu musik berkualitas dengan mengeluarkan single 'Jangan Kau Mati'. Tampaknya tahun 2010 akan ada perubahan barometer musik, walaupun tidak signifikan. kita tunggu saja. Musik cengeng dah akan berakhir.pada tahun 2002 band ini mengeluarkan album ke4nya yang bertajuk 'Powerslaves' yang dirilis oleh BMG. Sempat ada personel yang keluar, tetapi tidak menyurutkan semangat untuk mengangkat musik rock. Terdapat beberapa lagu hit seperti 'Temani', 'Jika Kau Mengerti', 'Pulang' dan Ber 217 an'. Dengan style yang berbeda membuat album ini lebih fresh.Side A :1. Matahari2. Temani3. Father n'Son4. Jika Kau Mengerti5. SemarangSide B :6. Pulang7. Ber217an8. Adik Manis9. AndaikataKereta rock n rolL (1998)01 Bayang02 Amoral03 Hanya Cerita04 Kereta Rock'Roll05 Powerslaves06 Ke ' Rock ' An07 Dog Day's Afternoon08 Mata Peri09 Generasi Kulit Coklat10 Malam IniMetal kartun (1996)Power Slaves - BebasPower Slaves - Bukit tinggiPower Slaves - InsidenPower Slaves - Kong X KongPower Slaves - Metal KartunPower Slaves - CinderellaPower Slaves - SisaPower Slaves - Untuk ApaPower Slaves - RunawayPower Slaves - Wayang WongPower Slaves 01. ImpianPower Slaves 02. Metal KecilPower Slaves 03. Hanya KamuPower Slaves 04. DiaPower Slaves 05. Masa BahagiaPower Slaves 06. ObsesiPower Slaves 07. Find Our Love AgainPower Slaves 08. YoPower Slaves 09. Sirkus GilaPower Slaves 10. Kembali100% Rock N Roll (2012)1. Slavers Indonesia.mp32. Kutunggu.mp33. 100% Rock N Roll.mp34. Cantik & Blues.mp35. Song For The Lovers.mp36. Empat Pilar Kebangsaa.mp37. Masa Bahagia (New Version).mp38. Omm Mane Padme Omm.mp39. I Love You Merah Putih.mp310. To The Point.mp311. Indonesia.mp312. Nge-band.mp3


tragedi musik underground




MUSIK underground sering dianggap musik yang bernuansa kekerasan. Itu karena tema-tema musiknya yang kerap mengusung tentang kematian, siksaan, neraka, kehidupan setelah kematian, kritik, protes, dan kecaman. Terlebih dengan kejadian di Gedung AACC Bandung, konser musik undergriund yang berujung maut, semakin mengentalkan citra negatif. Padahal sebetulnya tak ada hubungan musik underground dengan kekerasan, apalagi menjadi penyebab tragedi maut di Gedung AACC. Lagu bagaimana sebetulnya perjalanan musik yang dinilai radikal ekstrem karena lirik-lirinya yang memang jauh dari kesan indah ini? “Underground tumbuh di Indonesia pada awal-awal era 90-an. Dulu, aliran ini identik dengan anak-anak urakan,” kata Ken-Ken, mantan vokalis grup band underground di Jakarta, Minggu (10/2). Awal-awal tumbuh di kalangan anak-anak urakan itu membuat underground dikenal sebagai aliran ekstrem. Predikat itu semakin kental ketika sejumlah konser underground waktu itu kerap melahirkan kericuhan. Ken-Ken mengatakan, biasanya dalam konser musik underground muncul subgender yang mempunyai massa pendukung dan subgender yang lainnya juga massa pendukung. “Yang dari punk punya pendukung sendiri, yang dari metal juga punya sendiri. Awalnya hanya ejek-ejekan, kemudian ribut di dalam. Hal seperti itu kerap terjadi, terutama di kota-kota kecil,” lanjut pria kelahiran Surabaya ini. Meski Kenken mengatakan kericuhan memang ada dalam sejarah konser musik underground, vokalis musik Sing Ken-ken ini menyebut, tidak pernah ada yang separah seperti terjadi di Bandung Sabtu (9/2) malam. Apalagi, kata dia, para peminat underground sekarang ini sudah lebih dewasa, lebih cerdas dalam menyalurkan idealisme musik mereka. “Aku nggak pernah mencatat kericuhan yang pernah terjadi. Tapi, nggak pernah separah ini,,” sambung Ken-ken yang mengaku meski sudah tidak aktif, tapi masih kerap nongol di konser underground. Penyanyi jazz yang juga kerap hadir dalam konser musik underground, Syaharani juga menyebut, dibanding era 90-an, pemusik underground sekarang jauh lebih matang. Rani, panggilannya, mengaku tidak sepakat dengan label radikal ekstrem yang diberikan kepada para pemusik underground. Ia mengatakan, sekarang, peminat underground tingkat pendidikan dan tingkat apresiasi musiknya sudah lain. “Mereka memang punya idealisme sendiri dan mereka ingin membuktikan bahwa idealisme mereka tidak kalah juga dengan industri musik. Dan menurut saya itu perkembangan cara berpikir dan cara berbisnis anak-anak muda. Mereka ingin punya assosiate sendiri. Ada banyak hal positif kok pada komunitas underground ini,” kata Rani. Syaharani tidak mau menyebut peristiwa nahas di Bandung distimuli oleh aliran musik keras yang diusung oleh grup Beside yang beraliran punk. Ia lebih senang membahas prosedur pengamanan sebuah konser. Sebab, kata dia, tidak ada bedanya orang-orang yang underground dan bukan underground, mereka sama-sama manusia. “Tidak ada masalah, apa jenis musiknya karena valuenya manusia sama lho. Namanya musibah bisa datang tanpa pilih-pilih jenis aliran musik. Penyelenggara harus benar-benar memperhatikan masalah-masalah keamanan. Kalau yang di Bandung ini kan masalah di luar content art nya” kata Rani yang mengaku gandrung dengan musik underground sejak 2001

SEJARAH musik rock N roll di Indonesia



A. Apa itu Rock ‘n’ Roll?                                                                                                                                                                                                 
Seperti yang sudah sering disebutkan, Rock ‘n’ Roll pertama diputar oleh DJ Alan Freed lewat siaran radionya di Cleveland. Sebenarnya, Rock ‘n’ Roll adalah musik R’nB (Rythym and Blues) yang dimainkan oleh kulit hitam. Untuk menolak stigma rasial dari R’nB, maka Freed mengganti namanya menjadi Rock ‘n’ Roll agar dapat diterima oleh penikmat musik dari kulit putih. Perkembangan Rock ‘n’ Roll juga tidak lepas dari migrasi orang kulit hitam ke kota-kota besar di Amerika Serikat bagian utara, seperti New York, Chicago, Detroit, dan sebagainya pasca Perang Dunia 2. Orang kulit hitam juga membawa budayanya, termasuk musik R’nB yang akhirnya mengenalkan orang kulit putih terhadap R’nB.
Rock ‘n’ Roll mulai naik saat saluran FM sudah dibuka dan peran radio digeser oleh televisi. Peran radio saat itu juga hanya menjadi sebuah jukebox, sebuah alat untuk memutar musik, dan dengan digesernya peran radio oleh televisi maka radio harus mencari spesialisasi. Spesialisasi itu dalam hal pendengar, dan akhirnya memunculkan stasiun radio yang khusus memutarkan musik kulit hitam, sehingga memunculkan istilah “Negro radio.” Saluran FM yang banyak juga memungkinkan pendengarnya untuk mendengarkan musik yang merekan inginkan. Harga radio yang murah dan bentuk fisiknya yang kecil juga membuat radio bisa dimiliki secara perorangan, dan hal itu memungkinkan remaja kulit putih di Amerika Serikat mendengarkan musik R’nB atau Rock ‘n’ Roll.
Selain radio, ada satu orang yang membantu rock ‘n roll menjadi populer di Amerika Serikat, yaitu Sam Phillips dan Elvis Presley. Sam Phillips adalah pemilik perusahaan rekaman bernama Sun Record di Memphis, dan Elvis Presley aalah orang kulit putih pertama yang menyanyikan lagu-lagu rock ‘n roll. Selama era 1950an, Sun Record memproduksi rekaman-rekaman dari pemusik yang akhirnya menjadi legenda, seperti Carl Perkins, Charley Rick, Johnny Cash, Jerry Lee Lewis, dan Elvis Presley, dan Sam Phillips berhasil memasarkan rekaman-rekaman itu dengan baik, dan Phillips juga berharap “bisa menghancurkan barikade lama yang membedakan antara musik kulit hitam dan kulit putih.”
Elvis Presley dikenal dalam sejarah Amerika Serikat sebagai orang kulit putih pertama yang memainkan musik Rock ‘n’ Roll. Single pertama dari Elvis Presley adalah Heartbreak Hotel, keluar pada tahun 1956. Setelahnya ada Jerry Lee Lewis, juga berkulit putih, yang populer dengan lagu “Rock Around The Clock.” Elvis dan penyanyi rock lainnya menunjukkan bahwa musik kulit hitam juga digemari oleh orang kulit putih. Kemunculan Elvis Presley ini juga mempengaruhi anak muda untuk bermain musik Rock. Pengaruhnya bahkan sampai di Inggris, bahkan salah satu anggota The Beatles, yaitu John Lennon, menyatakan Elvis sebagai idola terbesarnya.
Efek lain dari kemunculan Elvis Presley adalah berani tampilnya pemusik Rock ‘n roll berkulit hitam. Salah satunya adalah Chuck Berry. Sebelum Elvis tampil, Chuck Berry sudah lebih dulu ada. Dengan tampilnya Elvis, hal itu memancing anak muda kulit putih Amerika Serikat untuk mencari pemusik Rock ‘n’ Roll lainnya. Dengan adanya atensi besar dari anak muda kulit putih Amerika Serikat itu muncullah pemusik kulit hitam yang selama ini kurang begitu terekspos, seperti Chuck Berry.
Secara garis besar, musik Rock ‘n’ Roll diterima oleh banyak anak muda di Amerika Serikat. Kaum muda menganggap Rock ‘n’ Roll sebagai sesuatu yang unik, mengajarkan bagaimana menari, bagaimana berbusana, bagaimana berbicara, bahkan bagaimana berpacaran. Hal itu disebabkan oleh semangat jaman yang ada, dimana banyak anak muda yang bosan dengan kemapanan yang ada dan mendapatkan Rock ‘n’ Roll sebagai sesuatu yang unik. Selain itu munculnya pemusik Rock ‘n’ Roll dari kalangan kulit putih sendiri memberanikan anak muda di Amerika Serikat, khususnya kulit putih, berani keluar dari kekangan orang tua mereka dan mendengarkan serta memainkan musik Rock ‘n’ Roll.
B. Bagaimana masuknya Rock ‘n’ Roll ke Indonesia?
Pasca terjadinya penyerahan kedaulatan Indonesia dari Belanda pada 28 Desember 1949, maka masyarakat Indonesia mengalami kemerdekaan penuh. Salah satu bentuk kemerdekaan itu adalah kemerdekaan dalam mendapatkan hiburan, termasuk hiburan yang mendapat pengaruh dari barat. Dari sinilah masyarakat Indonesia bisa mendapatkan kesempatan menonton film-film barat di bioskop dan mendengarkan lagu-lagu barat lewat siaran RRI.
Musik-musik barat yang sedang populer pada masa itu adalah musik dari Amerika Serikat. Sebelum adanya Rock ‘n’ Roll, di Amerika Serikat berkembang musik jazz dengan ikonnya, Frank Sinatra. Selain Frank Sinatra juga ada beberapa penyanyi barat lain yang terkenal, yaitu Perry Como, Louis Armstrong, dan Bing Crosby. Musik-musik dari barat ini masuk lewat dua cara ke Indonesia, yaitu melalui film-film barat dan melalui rekaman-rekaman dalam bentuk piringan hitam. Piringan hitam itu sendiri masuk ke Indonesia melalui para diplomat, pramugari, dan pengusaha. Sementara itu juga musik-musik dari barat itu juga diputar oleh RRI, sehingga masyarakat Indonesia yang lain bisa menikmati.
Sementara itu, musik-musik barat juga masuk lewat film karena kebetulan genre film yang disukai masyarakat Indonesia adalah yang musikal. Melalui film-film dengan genre musikal inilah masyarakat Indonesia juga mengetahui musik-musik yang sedang populer di luar negeri. Salah satu film yang paling populer saat itu adalah the Desert Song produksi Warner Brothers tahun 1951. Puncaknya sendiri terjadi saat masuknya film Blackboard Jungle masuk di Indonesia pada tahun 1955. Dalam film Blackboard Jungle terdapat lagu Rock Around The Clock, yang merupakan lagu Rock ‘n’ Roll pertama yang masuk ke Indonesia.
Film Blackboard Jungle sendiri merupakan film pertama yang menggunakan lagu Rock ‘n’ Roll sebagai soundtracknya. Lau Roxk around The Clock ini sendiri dbawakan oleh Bill Haley and The Comets, yang merupakan sebuah band Rock ‘n’ Roll di Amerika Serikat. Di negara asalnya sendiri, Amerika Serikat, film Blackboard Jungle ini sendiri mendapat tentangan tersendiri karena isi filmnya yang menunjukkan suatu kekacauan dalam ruangan kelas setelah lagu Rock Around The Clock diputarkan. Oleh media, film ini dikatakan menggambarkan konflik antar generasi di Amerika Serikat sendiri, dimana generasi mudanya memberontak terhadap nilai-nilai konservatif dari generasi tuanya.
C. Respon Masyarakat Terhadap Rock ‘n’ Roll
Respon yang didapat dari Rock ‘n’ Roll di Indonesia kurang lebih sama seperti di Amerika Serikat. Bagi generasi muda, musik ini diterima dan menjadi sebuah histeria tersendiri. Bagi generasi tua, termasuk pemerintah, musik ini dikecam oleh para kritikus dan membuat presiden Soekarno geram. Beberapa kebijakan presidedn Soekarno nanti saat terjadinya Demokrasi Terpimpin juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Rock ‘n’ Roll.
Bagi generasi muda, musik Rock ‘n’ Roll ini sendiri membuat mereka meninggalkan musik populer yang ada sebelumnya. Jika dulu para generasi muda meminta lagu-lagu dari Frank Sinatra, Perry Como, Louis Armstrong, dan Bing Crosby untuk diputar, maka setelah lagu Rock Around The Clock masuk ke Indonesia, mereka lebih memilih untuk minta diputarkan lagu-lagu Rock ‘n’ Roll. Apalagi setelah munculnya Elvis Presley yang lebih tampan dan membuat Rock ‘n’ Roll menjadi lebih populer, maka makin banyaklah generasi muda di indonesia yang membuat Rock ‘n’ Roll menjadi gaya hidupnya.
Sedangkan bagi generasi tua, musik Rock ‘n’ Roll sendiri menimbulkan kecemasan. Kecemasan sama yang juga dialami generasi tua di Amerika Serikat. Jika di Amerika Serikat kecemasan itu tentang ketakutan kalau musik Rock ‘n’ Roll bisa mengancam nilai-nilai budaya yang sudah mapan, maka kalau di Indonesia adalah kecemasan bahwa Rock ‘n’ Roll adalah cerminan dari imperialisme barat yang dapat merusak budaya nasional. Kecaman dari presiden Soekarno dilontarkan dalam pidatonya pada 17 Agustus 1959 yang isinya:
Dan engkau, hai pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, enkau yang tentunya anti imperialisme ekonomi dan menentang imperialisme ekonomi, engkau yang menentang imperialisme politik. Kenapa di kalangan engkau banyak yang tidak menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa di kalangan engkau masih banyak yang rock ‘n’ roll-rock ‘n’ roll-an, dansa-dansa ala cha-cha musik yang ngak ngik ngek….
Pidato ini sendiri nantinya menjadi pembukaan dari Manipol, yang menjadi landasan bernegara pada masa demokrasi terpimpin.